Ini adalah pengalaman pribadi, saat itu tepatnya kurang lebih 5 bulan dari hari ini yaitu bulan September 2019, ada kejadian bahwa barang saya "helm" ketinggalan di dalam kereta. Bapak/ibu/kakak khan tau apa itu "helm" yaitu yang biasa digunakan bagi pemakai motor dan berfungsi untuk melindungi kepala dari kejatuhan benda apapun maupun melindungi kepala jika saat jatuh.
Awal mula kejadian "helm" saya taruh di trai besi yang sudah disiapkan di setiap kereta. Trai besi tersebut berada diatas tempat duduk yang difungsikan untuk menaruh tas/benda apapun agar tidak menghalangi penumpang lainnya.
Kemudian saat akan turun di Stasiun Mojokerto, dengan santai dan percaya diri tanpa membawa apapun, hanya tas ransel saja dan lupa mengambil helm yang ditaruh diatas persis dibawah tempat dudukku. Kemudian langsung menuju ke parkir motor, mau nunut teman pulang karena rumahnya berdekatan (maklum nunut adalah yang paling sering aku lakukan hehehe). Lhoooo...baru teringat kalo "helm" tidak saya bawa.
Dengan agak bingung karena perjalanan pulang dari Stasiun ke rumah melewati jalan raya utama, yang pastinya selalu diawasi oleh Bapak Polisi. Maka saat itu otomatis saya lari ke stasiun lagi, kemungkinan kereta ekonomi Dhoho belum meninggalkan Stasiun Mojokerto. Ternyata baru sampai luar stasiun, sudah dengar kalo kereta sudah berangkat melanjutkan perjalanan ke Kertosono. Dalam kondisi panik, maklum pengalaman pertama xixi... akhirnya tanpa sengaja bertemu teman kereta dan disarankan untuk segera melaporkan ke petugas kantor tentang kejadian "helm" yang ketinggalan.
Saat bertemu dengan bapak petugas terjadi percakapan sebagai berikut :
Aku : Selamat malam Bapak
Petugas KAI : Iya, bisa dibantu mbak ?
Aku : Pak, saya mau melaporkan bahwa "helm" saya ketinggalan di kereta dhoho
Petugas KAI : "Helm" ditaruh dimana tadi dan warna apa/merk ?
Aku : Persis dibawah tempat duduk saya, Gerbong 2 : 13 D, warna hitam dan tertulis SNI
Petugas KAI : Baik mbak, ditunggu ya... (Bapaknya menelpon, ndak tau kemana langsung melaporkan "helm" yang ketinggalan tersebut)
Petugas KAI : Silahkan tinggalkan no hp. dan nanti akan diinformasi lebih lanjut.
Kalo memang belum diambil sama orang lain, kwatir dikira barangnya sendiri.
Semoga ditemukan karena masih berangkat barusan.
Kalo misalnya ditemukan barang bisa diambil disini ya mbak, sambil menunggu WA masuk.
Aku : Ini no Hp saya pak, terima kasih banyak
Kalo memang belum diambil sama orang lain, kwatir dikira barangnya sendiri.
Semoga ditemukan karena masih berangkat barusan.
Kalo misalnya ditemukan barang bisa diambil disini ya mbak, sambil menunggu WA masuk.
Aku : Ini no Hp saya pak, terima kasih banyak
Setelah keluar dari kantor KAI saya juga berusaha menghubungi teman yang rumahnya di Jombang, untuk mengambilkan "helm" dan informasi dari teman, sudah diambil oleh petugas KAI.
Saya sangat takjub atas pelayanan yang diberikan oleh petugas KAI, dengan cepat dan sigap langsung menghubungi ke petugas kereta dhoho atas informasi adanya barang ketinggalan.
Akhirnya saya pulang dengan naik Grab, karena terlalu lama dalam pengurusan "helm" dan ditinggal teman.
Sekitar pukul 20.00 WIB ada WA dari KAI yang menyampaikan bahwa helm hitam sudah ditemukan dan disuruh ambil di kantor KAI mojokerto besuk pagi. Antara yakin dan tidak, senang dan bahagia dalam hati masih tanda tanya, semoga benar itu "helm" saya.
Pagi hari saya langsung ke kantor KAI dan benar "helm" hitamku sudah ada. Alhamdulilah "helm" ketemu dan aktivitas nunut bisa dilanjut kembali.
Demikian kisah kasih, barang yang ketinggalan di kereta, semoga bisa menjadi aspirasi bagi semua, agar tidak bingung jika ada barang yang ketinggalan di kereta. Selamat berakitivas dan bahagia.
Pagi hari saya langsung ke kantor KAI dan benar "helm" hitamku sudah ada. Alhamdulilah "helm" ketemu dan aktivitas nunut bisa dilanjut kembali.
Demikian kisah kasih, barang yang ketinggalan di kereta, semoga bisa menjadi aspirasi bagi semua, agar tidak bingung jika ada barang yang ketinggalan di kereta. Selamat berakitivas dan bahagia.
No comments:
Post a Comment